Beberapa malam terakhir, aq selalu termenung, berfikir tuk beberapa waktu jedah ku..
Meneliti beberapa kejiadian yang tak mampu ku cerna dengan akal sehatku..
Meskipun demikian, aq berusaha keras untuk selalu berbaik sangka, bahwa ini semua adalah teguran bahkan sentilan NYA.
Merasa geli, takut, cemas, bahkan marah pun berkecamuk… antara dendam dan benci sudah bercampur dan bagaikan gunung merapi yang siap memuntahkan lahar panas nya…
Awalnya ucapan terima kasih, dengan alur cerita panjang, dengan menyalahkan satu pihak lemah dan dengan membuka tabir “kesalahan didalam nya”….
Awalnya memang tak begitu…
Aq pun mulai tau,bukan aq saja sebagai tempat ” melemparkan” kebusukan diri nya sendiri, bahkan ada beberapa orang dan lebih miris lagi, kesemua nya bukan dari “yang seharus nya”. Tak pantas memenav, tapi mungkin tak ada tempat tuk bercerita, bahwa si dia itu salah dan mungkin terlalu lemah tuk melawan…
Aq tak begitu berempati, dari awal aq tak ber empati, pikirku ” kok bisa seorang yang seharus nya menutup rapat tapbir kehidupan nya, dengan bangga membuka lebar2 ke orang yang tak ada hubungan darah dengan nya???
Benar2 dari situ, hilang rasa hormat ku… Malah aq berpikiran jelek… Bagaimana kalo “sang pujaan hati nya tau” bahwa kebusukan di ceritakan kesana kemari…
Aq terdiam dalam, dalam dan seolah tak percaya. Apa maksud nya menceritaka. Kejelekan “isi istananya” kepada orang luar… Apa untung nya,atau hanya mau mencari pembenaran atau dukungan bahwa selama ini dia yang tertindas???
Awalnya memang terima kasih, namun dari awal itu lenyap sudah semua rasa penghormatan ku. Bahkan aq selalu mendamaikan hati dengan berusaha memahami bahwa mungkin dia sedang depresi mendalam….
Awalnya memang aq menerima ucapan terima kasih, dengan dalih2 dan masih terasa aromah sombong bahwa dialah yang merubah semua nya tanpa butuh dan bukan orang lain…
Awalnya aq tak keberatan, ucapan terima kasih nya ku anggap sebagai cobaan… Karena aq di coba, mendengarkan kebusukan “isi dalam istanya” sampai ke masalah yang seharus nya tak boleh orang lain dengar dan tau…
Aq terkejut, sebagai wanita merasakan sakit… Karena seorang pria berani dan dengan lantang menceritakan sisi jelek kaum “hawa”…
Dan lebih parah nya lagi, seorang yang ” seharus nya di sanjung, sayang dan lindungi”, tapi kenyataanya aku dan orang lain mendengar keluh kesah seorang adam tentang kejelekan “pendampingnya”…
Sedari awal aq merasa kasihan… Bukan kasihan pada dia yang egoisnya tinggi, tapi pada pasangan nya, seorang wanita yang tersakiti…
Aq merasakan sakit, terhenyak ketika dia menjelekan perlakuan ” tulang rusuk” nya kepada beberapa kaum hawa..
Bagaimana tidak…
Apa yang ada di otak “lelaki setengah gila itu??”
Apa yang dia pikir, apa maksudnya menceritakab kejelekan “tulang rusuk” nya pada beberapa orang, dan orang2 itu bukanlah sedarah..
Awalnya ucapan terima kasih…
“Terima kasih telah membantu keluarga ku selama ini”, itulah awal ucapan terima kasih nya..
Tapi awal itu yang membuat ku semakin kasihan….
Aku kasihan pada dia yang amat sangat tak ” beres”…
Aq kasihan dengan “tulang rusuk” nya yang tak tau bahwa semua kejelekanya di ketahui orang lain….
Sumpaaahhh ketika aq mendengar “keluh kesah” nya, dada ku berdegup kencang, seolah tak percaya apa yang aku dengar…
Yang tak sepantas nya aq dengar, sudah terekam rapi di otak ku saat itu…
Curhatan dan kicauannya, membuat ku semakin geli, apa sejelek itu kah “pasangan mu” menurut mu…
Ada marah tersimpan di hati ku saat itu…
Aq marah karena aq tau cerita versi sebelah kiri…
Aku marah karena aku tau keluh kesah sang “bidadari”…
Aq marah, karena aq tau si ” pangeran” ini hanya mencari pembenaran atas semua kesalahan nya…
Awalnya aq emang tak ambil peduli…
Awalnya aq tak mau masuk lebih dalam lagi…
Tapi sebagai wanita, sebagai seorang sahabat,sebagai seorang kakak, sebagai seorang saudari… Aku tak bisa diam melihat situasi yg tengah mereka hadapi…
Sedari awal aq tak begitu hormat, karena kicauanya itu yang membuatku tak mampu memberi hormat…
Karena usaha “pembenaran” atas kesalahan nya yang membuat ku memandangnya sebelah mata, dan karena kesombongan nya membuat ku acuh tak acuh…
Cukup dia, si “permaisuri” yang harus ku semangati… Bukan sang pangeran “kodok” nya…
Cukup dia, yang sedari awal telah ku anggap sebagai saudari ku,adik bahkan sahabat ku. Cukup dia saja yang harus terus di kuatkan… Agar langkah nya tak lunglai, agar wajah nya tak tertunduk malu pada dunia…
Meskipun aq tau semua isi cerita “pangeran kodok” tentang permaisuri nya,aq bukanlah orang yg suka menyampaikan keburukan…
Sampai detik ini, aq menuliskan ini… sang permaisuri tak tau bahwa “dia terhina” dan mungkin di hinakan oleh pangeran nya…
Aq tau, dari awal ucapan terima kasih itu, jelas dan nyata bahwa kesombonganya bagaikan bongkah es… Aq merasakan bahwa kebesaranya masih berada di atas kepalanya…
Namun itu bukan urusan ku,saat itu urusan ku cuma satu “menemani saudari ku yang sedang butuh penyemangat agar kuat”..
Selalu memberikan pemahaman meskipub dia sudah paham…
Dan berada di sisinya ketika angin topan siap menghancurkan dan menumbangkan tubuhnya…
*******
Awal mula petaka dan saat saat genting pun dilewati, naik turun emosi… Sampai pada titik kata menyerah pernah terlontar dari bibi sang ” bidadari”…
Tapi tekad ku tak kendur, tugas ku terus menyemangati, memberikan doa terbaik, dan selalu memberikan bahu ku disaat dia tak mampu lagi bersandar…
Kalo di pikir pakai logika, mungkin terpikir “buat apa aku capek2 mikirin orang lain, membantu orang lain, kan toh mereka bukan kerabat mu, ngapain ngabisin dna nguras pikiran eluuu…?..
Mungkin kalo dulu aq menggunakan akal dan logika ku, aku tak mau pusing dengan masalah orang lain, dan aku memang dari dulu tak pernah mau peduli urusan orang lain…
Tapi saat itu, aq dalam proses belajar dan di beri pelajaran…
Aq di ajarkan untuk peka…
Aku di ajarkan untuk peduli…
Aku diajarkan untuk menyayangi…
Dan aku di ajarka oleh DIA untuk berbagi…
Dan dari awal,aku tak pernah memikirkan hal buruk bakalan terjadi…
Dari awal aq tak pernah mengedepankan logika dan akal…
Yang ada cuma, dia adalah amanah Allah, dia ada di sekitarku, dia ada bersama ku dengan segudang masalag nya….
Tugas ku, hanya menguatkan,memberikan yang mampu aq beri, menyayangi, dan berdoa untuk nya dan masalahnya..
Dan tak ada rasa penat dan leleh, meskipun kadang2, sang bidadari ini ” cukup keras kepala…
Tapi dia adalah amanah…
Tak terpikir lagi betapa jahat nya “pangeran kodok”…
Tak terpikir lagi untuk menghabiskan waktu mendengar keluh kesah picik ” pangeran kodok”…
Yang ada hanyalah “bagaiman membuat bidadari ini kuat, tak lemah, tak takut, tak kalut dan tak gentar menghadapi semua nya yg akan menimpa di depan…
Yaah awalnya seperti itu..
Sampai dimana misi itu mungkin telah usai…
Sang bidadari pun ku lihat sudah mampu menjadi kuat, tak gentar bahkan tak menjadi ” gila”…
Saat ini sang bidadari itu, sudah bisa mengangkat wajah nya… Dan mungkin pangeran kodok lah yang selalu mendengar “riak suara bising orang2 tak bertanggung jawab”….
Dan dari sini awal petaka…
Sejalan masalah pangeran kodok yg belum terselesaikan,namun sang bidadari yg sudah menjadi kuat.. Inu mungkin awal mula kemarahan pangeran kodok…
Melayanglah sms ke dua, hampir sama seperti yg pertama… Awalnya terima kasih, tapi ini di sampaikan melalui mulut orang lain, bukan dari pangeran kodok langsung…
Aq pun bertanya2, apakah dia malu tuk mengatakan langsung kepadaku karena dulu dia pernah membuka tabir hitam yang tak seharusnya dibuka kepadaku…
Aq paham, dan dari situ aq bermuhasabah diri… Aq mengenal sang bidadari memang masih seumur jagung, tapi dari situ, dari doa2 dan dari sering nya komunikasi, aku mengenal karakter dan sifat nya..
Aq pun sudah tak singkuh dengan mama dan papa nya, bahkan dengan keluarga nya… Sudah kuanggap orang tua ke dua setelah ibu bapak kandung ku… Dan sang bidadari ini sudah seperti saudara buatku…
Dari awal aku mendengar kejelekan sang bidadari dari mulut pangeran kodok langsung, aku terus mencari pembenaran tuk pangeran kodok, tapi aq tak menemukan itu pada sosok tulang rusuk nya… Yang aq analisa malah sebaliknya…
Bukankah shaleha nya seorang istri itu kalo suami nya shaleh…?
Baiknya istri itu artinya harua baik dulu suami??
Dan terdidik nya istri harus berawal dari terdidik nya suami???
Artinya apupun bentuk tulang rusuk nya, adalah hasil didikannya… Bukan orang lain, benarkan ???
Atau aq yang salah ???
Peringatan ke 2 kuterima, kata2 yang cukup tajam namun masih tersirat kata “terima kasih”. Dan aq mendapatkan nya dari orang lain…
Dalam ku berfikir dikala itu….
Ada benar nya juga,toh saat ini sang bidadari sudah mulai menguat…artinya sudah bisa kulepaskan…
Aq selalu berusaha menarik diri waktu itu…
Usahaku sampai membuat nya marah besar, dan aq juga tak bisa berkata lebih detail lagi mengapa…
Mungkin dulu aq salah cara, melepaskan nya.. Sampai2 kemarahan yg membabi buta… Dan aku terima semua itu, jika memutuskan silahturahmi adalah cara terbaik, maka akan aku lakukan….
Saat itu sudah ku pasrahkan dan ku ikhlaskan, aq akan kehilangan lagi dan lagi orang2 yg aku sayang… Sampai aq berfikir,dulu Allah memberiku orang2 yang menyayangi ku, tapi dulu aq sia2 kan mereka.. Dan saat ini Allah beri lagi orang yang menyayangiku, aq harus berusaha mengubah jangan sperti dulu…
Dari situ aku belajar peduli,dari situ aku belajar tuk menyayangi…. Teramat besar cinta dan sayang Allah sampai2 DIA coba lagi aku dengan kejadian yg nyaris sama. Dia datangkan orang2 yg menyayangi ku… dan saat itu aku berusaha tuk mulai peduli…
******
Yaaahhh peringatan ke 2 itu membuatku cukup terluka.. Bahkan aq sempat berujar “apakah aku akan kehilangan lagi”??.
Tapi demi kebaikan, aku rela…
Dan saat itu aku sekuat tenaga menghindar, entah apakah sang bidadari curiga atau tidak…??
Peringatan ke dua berbuah keributan… Tapi aku terima…
Sampai hilang kepercayaan pun aq terima asal mereka tetap bahagia…
Terluka pun aku terima, asal mereka tetap mesra…
Namun porsi ku tetap ku lakukan, menjadi penyemangat di saat sang bidadari merasa tak kuat…
Menjadi penguat disaat sang bidadari merasa mulai tumbang…
Menjadi orang yg peduli di saat orang2 mencibir sinis…
Selama aku mengenal sang bidadari, ada rasa kagum pada sosok yang pura2 kuat itu… Masalah masalah yang menguatkan nya…
Masalah pula yang membentuk karakter mental nya…
Bahkan aq tak habis pikir,betapa tegar nya wanita satu ini…. Sampai sejauh ini masih bertahan…
Tugas ku hanya meluruskan ketika dia sudah mulai membengkok…
Tugas ku hanya mengingatkan ketika dia akan mulai berkhayal….
Meskipun peringatan ke 2 telah ku dapat ” tuk menjauh dr sang bidadari,ketika dia berkeluh kesah bahwa dia tak sanggup lagi…aq tak tinggal diam, tak penting peringatan yg membuat ku sakit itu, jika sakit hati ku mampu menyelamatkan “seorang calon bidadari” dari rasa jenuh dan “gila”…
Tak mengapa aq dihina, jika hinaan itu mampu mengembalikan semangat lelah yang menjadi lillah….
Hal ini yg membuat pangeran kodok sedikit terganggu.. Melihat sang bidadari msh kokob bahkan tak bergeming meskipun mendengar cercaan bahkan hinaan masyarakat…. Pangeran kodok mungkin tak menginginkan itu…
Yaaahhh dari situ…
Melayanglah peringatan ke 3..
Bahwa semua adalah salah ku..
Lebih menyakitkan,bahkan lebih sakit dari tikaman sebilah pisau tajam…
Peringatan pertama, kedua dan ke tiga tak pernah ku tanggapi…meski pun peringatan ke dua sempat membuat dada ku sakut tapi tak berdarah…. Peringatan ke 3 membuatku merasa bersalah….
Aku merasa sebagai orang yg bertanggung jawab, karena aku ” tidak bisa membantu materi, cuma bisa membuat keadaan semakin kacau”…
Lama aq bermuhasabah diri… Memang aq selama ini tak bisa membantu secara materi, materi yg di butuhkan bukan sedikit… Dan peringatan pangeran kodok mengarah ke sana… Mungkin kali seandainya dari awal aku bisa membantu mereka secara materi,mungkin tak akan ada peringatan ke 2 dan ke 3…
Karena selama ini aq hanya menyemangati bukan membantu….
Aku hanya menguatkan sang bidadari saja bukan memberikan bantuan real berupa uang.
Karena selama ini aku hanya berusaha membuat calon bidadari surga ini tak takut menghadapi dunia dan olokan orang2 sekitar… Bukan materi yg mampu ku berberi…
Aku terdiam cukup lama, kebencian sang pangeran kodok, membuatku semakin berslaah…
Aku yang membuat “tulang rusuk” nya berubah…
Aku yang membuat “tulang rusuk” nya seolah2 tak pernah ada masalah…
Hati ku serasa di cabik2….
Serasa di tusuk2 ribuan kali…
Lagi lagi, orang yang merasa kuat butuh penguat juga… Hahahahahah…
Ku kira aq sudah kuat menghadapi ini. Tapi aq salah… Tak sanggup aq menahan sakit yg teramat sangat ini…
Saat seperti ini aq selalu membutuhkan saudari yg sanggup mengarahkan ku kejalan yg seharus nya…
“Malam itu aq langsung BBM ke salah satu saudari ku yg di cintai Allah”
Seperti biasa, aq membutuhkan pandangan yang menjernihkan tanpa harus membuka aib seseorang…
Isi bbm ku “assalam, may lg apa???”
May : bla..bla..bla…
Singkat cerita, aku utarakan rasa sakit, dendam dan semua gejolak di dadaku…
Dan dengan ringan tapi menghempaskan ku dari ketinggian…
Jawaban dia, yang membuatku tersadar dari lamunan…
“Ingat MATI, maka kau tak ada waktu lagi tuk memikirkan sakit hati, dendam dan sebagainya”…. Jeeeddddaaaarrrrrr
Kalimat singkat, padat dan jelas membuatku terkejut dan tersadar…
” bayangkan besok MATI” tambah si May…
Bayangkan 5menit lg allahallah tarik nafas au…. Pungkas nya…
Yaa Allah, kalimat ini yang membangunkan ku sekaligus menghempaskan ku…
Langsung aku sholat taubat, karena apapun yg terjadi pada diri ini adlaah bentuk cinta Allah…
Allah sentil melalui, kata2 pangeran kodok yg menyakitkan…
Dan saat itu aq berusaha tuk berdoa agar Allah mengganti rasa ku dengan yang indah indah, tanpa harus mendoakan kejahatan buat pangeran kodok…
Dan tak sampai disitu….semakin aq berserah, pangeran kodok semakin gila menghina… Tapi aku tak surut…. Emosiku tak terpancing…. Karena dari awal aku hanya memberikan semua ini karena DIA…
Dan sampai pada titik dimana pangeran kodok mengirimkan hinaan bahkan pemikiran tentang jodoh buatku…
Yaah aq memang single, dan entah mengapa teman2 di sekitarku kebanyak sudah berumah tangga, dan yg sama single hanya beberapa dan itu pun jauh jarak mereka…
Dan anehnya mereka saudari2 yg curhat bahkan bercerita dengan ku memiliki kesamaan masalah… Dan bukan hanya bidadari ini yang mencurahkan isi hatinya padaku, ada beberapa yg suka melakukan itu,dan bahkan aq yg belum tau dan belum berpengalaman berusaha memberikan masukan sesuai dengan apa yang sering ku baca,ku dengar dan kuteliti…
Mungkin mereka nyaman bercengkrama dengan ku…
Meskipun aku tak mampu menyelesaikan maslah mereka, minimal mengurangi beban pikiran mereka…
Dan terakhir, pangeran kodok memaki ku tentang jodoh….
Dan menulis argument “mungkin anda belum mendapatkan jodoh karena anda seperti ini….seperti ini…dan seperti ini….”
Panjang hinaanya, masih tak membuat luka hatiku… Aq masih berdoa dengan doa yang sama “Yaa allah terima kasih kau datangkan pangeran kodok tuk menghina ku, kalo boleh KAU ganti rasa sakit ini, ganti Yaa Allah dengan yang membahagiakan”…
Hati ku ini di buat oleh DIA…
Bukan manusia yang membuatnya…
Remuk hati hanya DIA yang mampu mengobati nya…
Aq selalu bermuhasabah, sampe aq menggelekan ke pala…
Apa benar seh apa yang dikatakan pangerab kodok???
Lagi2 aq intropeksi diri…
Dan aku sempat tertawa geli…
” Yaa Allah bukankah janji MU pasti, bahwa manusia itu di ciptakan berpasang pasangan sebagaiman kau ciptakan adan untuk hawa, trus janji MU yang mana yang tak pernah KAU tepati”..
Aq sedikit aneh, bukan nya pangeran kodok tau persis, bahwa Kematian, Rezki, jodoh sudah di atur oleh Allah SWT???
Bukankah materi seperti itu yg selalu pengeran kodok sampaikan di depan orang banyak…??
Trus bagaimana mungkin, dia tak tau bahwa Jodoh ku pasti Allah pertemukan untuk ku…
Bagaimana bisa dia menghukum janji allah yang pasti “wanita baik baik untuk laki2 baik2, dan laki2 baik2 untuk wanita baik2″…
Karena rasa benci yang teramat dalam, pangeran kodok lupa bahwa seharus nya dia bukan menghukum ku, tapi seharus nya mendoakan ku…
Kesombongan….
Lagi lagi kesombongan….
Kesombongan yang membuat manusia lupa bahkan pura pura lupa…
Apakah aq terlampau hina, karena ilmu agama ku masih dangkal dan tak sehebat dirimu wahai kau pangeran kodok..?
Aq mencari Rabb ku hanya dari buku dan alquran…
Dan kau, kau telah menemukan tuhan dengan berbagai kedekatan… Sampai mungkin separuh al quran telah kau hafal…
Seharus nya kau membimbing yg masih dangkal ini, bukan menghina atau membenci nya….
Dari sini aku terus belajar memaafkan, karena sudah tak penting lagi pandangab manusia…
Karena pada akhirnya antara aq dan Tuhan ku…
****
Dan acap kali, aq selalu berpesan pada ” calon bidadari”… Tahanlah selagi bisa, sampai kapan pun tahan….
Jika putusnya ukhuwah dapat memberikan kunci surga, maka laksana perintah “pangeran mu”.. Karena perintah ” pangeran mu” jauh lebih besar pahalanya dari apapun, biarkan terputus asal kau bisa meraih kunci surga…
Dan saat ini tak ada rasa sakit, cuma akan besar rasa bersalah ku, jika hubungan pangeran kodok dan sang bidadari bermasalah…!!!
Duhai kau sang bidadari, teruslah tersenyum meskipun luka dan sakit yang tengah kau rasa….
Teruslah kuat, meskipun kadang kau merasa tak kuat…
Bertahanlah, karena kunci Jannah sudah di depan mata…
Aq akan selalu mendoakan mu, akan berusaha menguatkan jika kau sedang rapuh…
Hadapi dengan yakin, bahwa badai ini pasti berlalu….