Dad, thank You !!!

Dan hari ini tepat ketika adik adik ku tertidur lelap, di luar kamar ku terdengar ketukan pintu sambil berlirih “ra, bapak masuk angin, coba dikerikin”.. Dengan cepat aku beranjak dari posisi tidur ku, dan langsung ku letakan Hp td dari tadi menemani aku sebelum mata ku terpejam.. Dengan cepat aku langsung bersuara “iya pak, tunggu bentar”. Langsung kubuka pintu kamar ku dan seperti biasa ketika aku mendengar instruksi “minta di kerokin” aku langsung mencari peralatan “perang” itu. Aq berusaha mencari tp tidak kutemui dan terpaksa aku membangunkan adik perempuan ku dan bertanya “dek, peralatan kerokan ditaro diMana? ” Tanya ku. Karena aq tau persis pasti dia yg membereskan dan menyimpAn nya. Diantara setengah sadar adik ku menjawab “itu, aq taro di lemari belakang deket dapur”.. Mendengar petunjuk adik ku, aku langsung menuju dapur dan mengambil alat kerokan.. Tak banyak cuma modal coin tembaga zaman dulu hasil peninggalan nenek buyutku… Dan coin itu dibuat ketika jaman belanda… Coin itu yg selama ini menolong kami dan menjadi alat untuk mengerok masuk angin…

Setelah coin itu ku pegang, aq langsung menuju ketempat dimana bapak ku sudah berada di posisi siap untuk di kerok..

Dan seperti biasa, aq langsung melakukan ritual kerokan..
Dan malam ini, aq meneliti tubuh yang tertelungkup itu.. Ku lihat postur tubuhnya sudah mulai menyusut.. Dan ini menandakan beliau sudah tidak muda lagi dan menandakan bahwa kondisi tubuhnya sudah mulai sakit sakitan dan rentan terserang masuk angin..

Di belakang tubuh yg sudah keriput itu, aku mulai membayangkan tubuh bapak ku yang dulu… Dan sambil dalam posisi mengeroki beliau, pikiran ku melayang ke kejadian dulu, hati ku berujar “yaa allah tubuh yg dulu gemuk dan gagah sekarang sudah mulai keriput dan hitam karena terbakar matahari”..

“Tubuh yg dulu ketika kami kecil mampu menggendong kami, kini sudah menyusut kecil”…
“Yaa allah, dulu tubuh itu begitu keras dan kekar sekarang kulit yang menghitam itu sudah terlihat tulang2”..

Pikiran ku terus bermain main dengan sosok tua yang ada di depan ku..

Sosok “tua” yang dari dulu sudah menjadi idola ku, karena ke uletan dan kerja keras beliau yang tak pantang mengeluh…

“sosok tua itu yang sedari dulu menjadi “penghalang” ku untuk melakukan hal2 yang merusak masa depan ku..

“Sosok tua” itulah yang menjadi pedoman kami dalam menilih antara baik dan buruk…

Karena sosok “tua” itulah bapak ku..

Iya bapak ku menjadi pembatas antara aku dan jurang ke gelapan..
Sedari dulu, aku bukan anak penurut, tapi sosok “bapak” ku mampu menghentikan langkah ku ketika teman2 ku tengah sibuk mengiming2i ku kesibukan dan kenikmatan duniawi..

Berapa banyak teman2 ku “mengajak” ku mencicipi “dunia semu” ketika aku jauh dari keluarga ku…

Tapi aku bukan sosok yg penurut..
Bayangan wajah Bapak dan Ibu ku mampu menolak “ajakan” dan bisikan bisikan itu…

Seberapa sering teman2 ku “menawarkan” kehidupan malam pada ku.. Dan lagi lagi wajah keriput ayah dan ibu ku menjadi “penghancur” tawaran-tawaran yg memabukan itu…

Dan lagi lagi aku bukan sosok anak penurut tapi bapak dan ibu ku memberikan kepercayaan penuh kepada ku. Mereka membolehkan aku kuliah jauh dari mereka dan mereka memberikan kepercayaan yg sungguh “jarang didapat” oleh anak anak lain di luar sana..

Sampai detik ini bapak dan ibu ku bukan lah orang tua yang suka melontarkan kata “jangan”…
Tapi kami sudah cukup paham, bahwa apa apa yang terjadi pada diri ini adaLah sepenuhnya tanggung jawab kami…

Dari dulu kami telah belajar banyak dari dua sosok “keriput” itu..
Mereka lah Bapak dan Ibu ku…

******
Sambil mengerok, hati ku terus melirih…
“Berkat kerja keras “orang yang ada di hadapan ku ini, aku dan adik kakak ku mampu mengecap pendidikan tertinggi…

Dan karena kerja keras “sosok hitam kurus” ini lah aku bisa bertumbuh dan dewasa tanpa harus mencicipi hal2 yang amat sangat memalukan..

Selesai aku dengan mengeroki seluruh belakang bapak ku, aq memberikan sedikit pijatan pada tubuh yg tua itu sembari melirih “tubuh inilah yang memberi kami sesuap nasi, dan tubuh inilah yang bekerja keras membanting tulang Agar kami tak kekurangan…

Setelah selesai memijat, bapak ku merequest untuk di pijat bagian betis kaki… Aku langsung memegang betis kaki yang terada dingin itu.. Dan bertanya “kok dingin pak, bapak dari kamar mandi ya tadi”… Dan bapak ku menjawab “enggak, mungkin itu akibat masuk angin yang kelewat”…

Aku berusHa membuat kaki itu menghangat… Ku pijat sampai aku merasakan aura hangat…
Cukup lama ku pijat bagian kaki itu dan sempat ku kerok juga bagian betis itu..
Sambil memijat aku berdoa “yaa allah jagalah bapak dan ibu ku dengan sebaik baik penjagaan Mu”
Dan sampai akhirnya bpak ku berkata “sudah cukup”…

Keringat ku bercucuran tapi tak sebanding dengan keringat beliau membanting tulang….

#karena aku tak tau umur ayah dan ibu ku…

CS3 : antara hati ku, hati nya dan bibir mereka

5 juli 2014
bunyi suara gemuruh Ac di ruang kamar ku, membuat ku terdiam dalam rasa gundah yang tak tau akar nya.

beberapa hari ini aku mencari-cari “warna” dari rasa hati ku.
beberapa hari ini telah ku coba untuk mengisi hati ini dengan “nutrisi” terbaik buat nya.
tapi tetap saja aku tak mampu melukiskan rasa dan warna apa yang sedang terjadi di hati..

di dalam dingin nya suhu kamar ku,
aku selalu melantunkan “syair” cinta.
satu demi satu kubayangkan wajah wajah yang sumringah dan bercahaya itu.
dalam bait lirick cinta itu terus ku bayangkan wajah2 itu.
tak terlewat satu pun dan ku ulang 2 kali.

aku masih mencoba mencari warna hati dan mencari rasa hati ini.
2 hal yang sering ku lakukan ketika hati ku berada dalam rasa yang “tak menentu” sudah aku lakukan.
tapi masih saja hati ku meminta yang aku pun tak tau apa ingin nya.

hari ini dan dari beberapa hari yang lalu, aku terus mencari2 rasa apakah yg sedang di bawa hati ini?

aku bukan bersedih?
dan tak pula aku ragu dan gundah?

hati ku menangkap sebuah “sinyal” kuat yang mengalir dan terasa hebat denyut nya.
dan aku masih mencari tau tentang rasa dari sebuah aliran yang dahsyat itu.

dan malam ini pun aku tak lupa mengirimkan surat cinta buat mereka di luar sana.
surat cinta yang tak istimewah..
tapi surat cinta ini berasal dari “hati” yang di kirimkan untuk “hati-hati” yang merindui.

dan sampai detik ini..
aku belum mampu menangkap rasa apa yg sedang melanda.

hati ku merasa sedikit berat, namun bukan sedih dan bukan pula terpuruk.
sedikit aneh rasa hati ku beberapa hari ini.
sedikit ada yang mengganjal tapi aku ragu apa penyebabnya.
atau rasa ini hanya ada di hati ku saja?

ataukah hati-hati itu memiliki rasa yang sama?
malam ini aq masih bergelut menentukan rasa hati ku.
apakah itu pahit, manis atau kecut?

duhai hati….
jikalau aku tau rasa itu, tak mungkin aku membiarkan mu merindu.

duhai hati…
jikalau pun aku tau rasa itu, tak mungkin aku menghalangi mu untuk bercengkrama dengan hati-hati mereka diluar sana.

duhai hati…
aku masih belum tau, apa gerangan rasa yang mengalir dan serasa menggAnjal ini?
aku telah mengirimkan surat cinta untuk hati-hati diluar sana.
dan aku telah mencoba memberikan nutrisi yang sangat dahsyat..

tapi tetap ada perasaan sesak…
entah sesak atau sakit aku pun tak tau pasti..
dan rasa ini mengganggu ku dari sejak 3 hari yang lalu.
rasa ini apakah benar?
atau hanya sisi sensitif ku saja yang bermain di luar akal sehat.?

dan karena perasaan hati ku seperti ini.
aku berdoa pada Rabb ku…

Yaa Allah, ada apa dengan hati ku?
yaa Rabb, aku tak tau perasaan apa yang ada dan kurasa sekarang..

aku cuma berdoa agar hati ini mampu menerima sinyal yang begitu kuat itu..

sinyal kuat terasa berdesit dari urat nadi menuju hati..
dan aku masih tak tau rasa hati ku..?

duhaiii Rabbi…
jangan biarkan hati ku merasakan perasaan seperti ini..
cukuplah saja rasa yang tak menentu ini.
tapi aku akan selalu berusaha berdoa dalam lantunan lagu syair Robitho ku…

aku tak mau membiarkan hati ku bersedih…
tak mungkin kubiarkan hati ku merasakan rasa “yang bercampur2″…

dan malam ini, kukirimkan doa dari “Hati ku” untuk hati nya, hati dia, hati mereka dan hati-hati kita…

terdengarkah oleh hatimu???
teriakan dan bisikan hati ku beberapa malam terakhir..?
terdengarkah oleh mu, syair indah dari hati dan hanya mampu di terima oleh hati..?

yaa Allah apakah harus kubiarkan saja rasa ini sampai pada titik dimana aku tak mampu lagi membendungnya?

ataukah harus ku turuti semua rasa dan sinyal dari hati?

meskipun demikian, aku sedikit lebih tau ketika hati ku terasa sedikit berat, maka aku kirimkan CS3 entah pada orang yang tepat atau orang yang salah…

** doa dari hati dan buat “hati”..